KAJEN – Pemerintah Kabupaten Pekalongan terus berupaya untuk mengambil langkah-langkah strategis guna mencegah dan menanggulangi stunting di Kabupaten Pekalongan. Salah satu langkah strategis yang diambil saat ini adalah dengan menjalin kerjasama dengan SEAMEO – RECFON ( Southeast Asian Ministers Of Education Organization Regional Centre For Food And Nutrition) dan Poltekes Kemenkes Yogyakarta.

Kerjasama antara ketiganya tersebut resmi terjalin dengan telah ditandatanganinya dua kesempakatan bersama, yang dilaksanakan pada Rabu (22/9/2021) sore di Ruang Rapat Bupati Pekalongan.

Adapun dua kesepakatan bersama tersebut yang pertama adalah kesepakatan tentang implementasi program Anakku Sehat dan Cerdas dan panduan Gizi Seimbang Berbasis Pangkal untuk Penanggulangan Stunting. Dan yang kedua adalah kesepakatan tentang Pengembangan Masyarakat, Pendidikan dan Penelitian di Bidang Pangan dan Gizi untuk Penanggulangan Stunting.

Pada acara penandatanganan kesepakatan bersama tersebut, dalam sambutanya Bupati Pekalongan Fadia Arafiq, mengatakan, kerjasama yang baru dijalinya saat ini bersama SEAMEO – RECFON dan Poltekes Kemenkes Yogyakarta diharapkan dapat memberikan dampak positif yang cukup signifikan terhadap upaya Pemkab Pekalongan untuk mencegah dan menanggulangi stunting.

Karena menurutnya, stunting dapat berdampak buruk pada pertumbuhan fisik anak-anak, khususnya metabolisme tubuh dan perkembangan otak anak dalam jangka panjang dan menurutnya, hal tersebut akan menurunkan kualitas SDM.

‘’Pada para pemimpin daerah termasuk kami akan berusaha mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing, bebudi luhur, dan mempunyai nilai-nilai yang baik. Untuk itu saya sangat mendukung penuh upaya pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Pekalongan ini,’’ kata Bupati.

Dalam kesempatan tersebut, Fadia juga mengungkapkan bahwa kasus stunting di Kabupaten Pekalongan dari tahun 2018 sampai tahun 2020 telah mengalami penurunan yang cukup baik. Untuk itu, dengan telah ditandatanganinya dua kesepakatan bersama antara Pemkab Pekalongan dengan SEAMEO – RECFON dan Poltekes Kemenkes Yogyakarta dapat juga membantu menurunkan angka stunting di Kabupaten Pekalongan untuk saat ini.

‘’Upaya yang sudah kami lakukan selama ini telah membuahkan hasil. Alhamdulilah yang cukup baik. Hal ini ditunjukan dengan adanya penurunan prevalency stunting. Dimana pada tahun 2018 masih 32 %, dan tahun 2019 sudah turun menjadi 21%, dan 2020 Alhamdulilah sudah berhasil turun menjadi 15 %,’’ ungkapnya.

Selain itu, Fadia mengucapkan terimakasih dan apresiasinya kepada pihak dari SEAMEO – REFCON dan Poltekes Kemenkes Yogyakarta yang telah berkontribusi serta telah menyusun rencana program kerjasama bersama pihaknya untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Pekalongan.

‘’Pada kesempatan yang baik ini, kami sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada pihak SEAMEO – RECFON atas kepercayaannya untuk bersepakat dengan Pemerintah Kabupaten Pekalongan dan Poltekes Kemenkes Yogyakarta dalam pengembangan masyarakat pendidikan dan penelitian di bidang pangan dan gizi untuk penanggulangan stunting,’’ pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, di tengah pandemi Covid-19, kasus stunting di Kabupaten Pekalongan justru turun. Pada tahun 2020 ada kasus stunting sebanyak 1.631 (15,81%), sedangkan di tahun 2019 ada 1.530 (21,43%).

Meski demikian, potensi munculnya stunting baru perlu diantisipasi. Pasalnya, ibu hamil dengan kondisi anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) saat ini masih cukup tinggi. Jika tidak ditangani dengan baik, bumil anemia dan KEK ini berpotensi melahirkan bayi stunting.

Berdasarkan data yang diperoleh Radar, pada tahun 2019 ada 17752 bumil, dimana ada 2504 bumil anemia (14,81%) dan ada 2804 bumil KEK (15,89%). Kasus stunting ada 1530 (21,43%).

Pada tahun 2020 terdapat 17387 bumil. Di antara bumil ini ada 30001 (17,26%) bumil anemia dan 2929 (16,85%) bumil KEK. Kasus stunting tahun 2020 ada 1631 (15,81%).

Sementara itu, hingga Juni 2021 ada 18187 ibu hamil. Di antara mereka ada 2916 (16,03%) bumil anemia dan 920 (5,05%) bumil KEK. Kasus stunting hingga Juni 2021 ada 1628 (13,48%).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwiantoro, Rabu (22/9/2021), mengatakan, untuk stunting di Kabupaten Pekalongan ada lokus stunting dan akan dikerjakan kedepan. “Kita ada MoU dengan Stikes Yogyakarta. Ini program nasional. Kita salah satu kabupaten yang ditunjuk untuk pelaksanaan penanganan stunting,” terang Wawan, dihubungi usai melaksanakan MoU itu. Ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan untuk penanganan stunting dari kerjasama itu. Namun secara teknis akan diperdalam kembali.

“Ini kan MoU antara pemerintah daerah dengan pihak kelembagaan yang lain. Setelah itu secara teknis akan kita lakukan penanganan,” kata dia.

Disinggung kasus stunting, ia mengatakan, kasus stunting di Kabupaten Pekalongan justru mengalami penurunan. “Di tahun 2021 ada penurunan dibanding tahun kemarin. Ini perlu dilakukan kajian. Melalui kelembagaan teknis ini lah nanti kita kaji termasuk di dalam penanganan stunting yang tepat. Untuk 1000 hari kehamilan, kehidupan pertama, ini tetap kita dorong untuk tetap melakukan asupan gizi berimbang, mulai dari ibu hamil, melahirkan, sampai anak usia 2 tahun tetap kita pantau terus,” ujar dia.

Sumber Berita https://radarpekalongan.co.id/142034/pemkab-pekalongan-serius-atasi-stunting/